PERUBAHAN KONSEPTUAL YANG DICAPAI
MELALUI PENGAJARAN BARU PADA KONSEP ASAM BASA
1. Pendahuluan
a) Latar belakang
Kimia
adalah salah satu pelajaran yang sulit di tingkat sekolah menegah
keatas oleh karena itu siswa mempunyai banyak kesulitan dalam memahami
konsep kimia (Kavanaugh et al., 1981). Banyak topic kimia yang
menyebabkan miskonsepsi karena materi kimia banyak yang dihubungkan
dengan materi yang lain contohnya materi asam basa. konsep ini banyak
berhubungan dengan konsep yang lain contohnya kesetimbangan,, reaksi
kimia, stoikiometri, dan larutan. Ada berbagai sumber dari salah faham
yaitu : pengalaman kehidupan sehari-hari, berlatih bahasa tradisional,
tidak sepadannya pengetahuan guru dengan murid, kurang tepat dalam mengartikan
istilah kimia, dan buku teks. Sangat disayangkan sekali pada saat ini
kurikulum dan teks book masih ada yang miskonsepsi pada saat perancangan
kurikulum seharusnya di siapkan oleh komisi pusat matang-matang, tapi
ini sering kali di abaikan. Perubahan konseptual merupakan salah satu
bagian dari mekanisme belajar yang diperlukan pelajar untuk mengubah
mereka tentang fenomena suatu konsep melalui pengaturan kembali dan
menggabungkan kepada pengetahuan yang sudah ada.
b) Rumusan masalah
Siswa
tertarik pada pengetahuan adalah faktor tepenting pada pembelajaran
(Hofstein et al., 1976).supaya pembelajaran dapat mempengaruhi sikap
siswa ke arah sains maka dibuatlah New Teaching Material (NTM) ini di
desain agar merubah konseptual konflik siswa tentang miskonspsi terhadap
materi asam dan basa. Penggunaan dari pembahasan ini adalah untuk
mengetahui berpengaruh tidaknya (NTM) pada materi asma basa mengenai
miskonsepsi dan sikap kimia siswa pada kelas x.
1. Akankah bahan pembelajaran baru (NTM) atau tradisional kah yang lebih efektif dalam pencapaian belajar dan sikap sains siswa?
2. Apakah bahan pembelajaran baru (NTM) dapat meningkatkan perubahan konseptual asam basa terhadap siswa?
c) Tujuan penelitian
Ingin mengetahui metode apakah yang lebih efektif (New Teaching Material (NTM) atau tradisional) dalam pencapaian belajar dan sikap kimia siswa serta dalam meningkatkan perubahan konseptual asam basa
2. Landasan teoritis
Peneliti mengemukakan bahwa siswa sering membangun teori mereka sendiri tapi berlawanan dengan ilmu sains (Osborne et al., 1985) disarankan bahwa pelajar membangun pengetahuan dan konsep mereka dari kemampuan dan pengalaman mereka (Osborne
et al., 1983). Ini memperlihatkan bahwa setiap individu belajar dari
corak dan model yang berbeda. Untuk alasan ini, pembangunan kurikulum
telah memulai ke jadilah dikendali untuk pokok pembicaraan individu atau
konsep semasa tiga dasa warsa terakhir atau seperti itu (Osborne et
al., 1982; Osborne et al., 1985). Model pembelajaran yang terbaik adalah
perubahan konseptual Posner, Benturan, Hewson, dan Gertzog (1982) Untuk
mengubah konseptual siswa, model ini terdiri dari empat tahap (1) siswa
harus merasa tidak puas dengan konsep yang mereka ketahui (2) konsep
yang baru harus dapat dimengerti (3) konsep baru harus masuk akal (4)
konsep ini harus berhasil. Setelah kondisi ini dapat terpenuhi, maka
siswa dapat mengalami perubahan konseptual.
3. Metode Penelitian
a) Subjek Penelitian
Penelitian
ini dilakukan pada delapan puluh delapan murid kelas x tingkat SMA di
sekolah pantai utara dari daerah laut hitam di Turki. Di kelas x ada
delapan kelas yang terdiri dari 22-24 murid per kelas. Dua diantara
empat guru kimia ikut berpartisipasi pada penelitian, masing-masing
memegang 2 kelas. Kelompok eksperimen diambil secara acak dua kelas dan
dipegang oleh guru A, kemudian kelompok kontrol di pegang oleh guru B.
b) Instrument
Guru
pada kelompok eksperimen diberi pelatihan NTM selama dua minggu sebelum
di implementasikan pada siswa agar dapat dipastikan pengajaran NTM
diterapkan pada pembelajaran sesuai dengan rencana. Kelompok control dan
eksperimen keduanya diamati saat implementasi, untuk kelompok
eksperimen menggunakan cara NTM dengan mencoba menolong siswa menyamakan
persepsi siswa yang sudah ada dengan konsep yang sebenarnya, sedangkan
pada kelompok kontrol menggunakan metode ceramah. Kedua kelompok diberi
waktu yang sama untuk pembelejaran, pada kelompok eksperimen di fokuskan
pada persiapan lembar kerja, analogi dan
demonstrasi dari pembelajaran NTM. Desain ini di anjurkan bagi siswa
yang miskonsepsi dalam materi asam basa. Contoh implementasi dari lembar
kerja seperti di bawah ini :Pada langkah ini masing-masing lembar kerja
di fokuskan pada miskonsepsi
Figure
1 : dalam langkah ini siswa dihadapkan pada miskonsepsi tanpa indikasi
apapun mereka dinyatakan miskonsepsi. Aktivitas ini ditujukan untuk membawa siswa keluar dari konsepnya(fikiran siswa) . Pada akhirnya diambil grup kecil
(empat sampai lima orang ) dan berdiskusi untuk membahas miskonsepsi
dan di bimbing oleh guru. setelah itu siswa mengubah salah faham mereka
dan kemudian menyempurnakan lembar kerja mereka. Sebagian besar
aktifitas dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, dan di demontrasikan
oleh guru.
Concept achievement test (CAT)
Ada
dua puluh soal test terkait konsep asam basa untuk mengidentifikasi
siswa tentang miskonsepsi. CAT ini test nya berbentuk pilihan ganda,
masing-masing soal pada CAT harus diterima secara ilmiah salah satunya
secara umum telah diungkapkan pada pembahasan sebelumnya dan ditemukan
pada sesi wawancara dan yang ketiga layak dan masuk akal.
Langkah-langkah yang di ambil selama CAT adalah yang pertama topik
berlandaskan kurikulum kedua litelatur yang behubungan dengan siswa diuji ketiga wawancara pada 10 murid untuk mengetahui miskonsepsi mereka dipilih secara acak. Miskonsepsi dapat di identifikasi dengan pilihan berganda contohnya :
a) asam dapat membakar dan melelhkan apapun
b) minuman soda mengandung basa lemah
c) asam kuat dapat melelehkan logam
d) asam lemah dapat di cicipi
e) semua asam punya gelembung
jawaban
yang benar adalah yang D dan yang miskonsepsi adalah yang A. untuk
memvalidasi soal ini diujikan di salah satu SMA di kota Trabzon. Setelah
di analisis terdapat 20 soal, Dengan koefesien reabilitasnya 0.92.
Siswa mengerjakan soal dengan waktu 45 menit dengan membandingakn pre
test dan post test pada setiap kelompok.
Wawancara dengan siswa
Sepuluh
murid di wawancara dengan waktu 30-40 menit untuk mengetahui persepsi
tentang konsep asam basa. Wawancara dilakukan tiga bulan sebelum mereka
di ajari konsep asam basa. Untuk wawancara murid di ambil dari kelas
pertengahan yang terdiri dari enam murid laki-laki dan empat murid
perempuan.. hasil dari wawancara ini di pakai untuk membuat soal CAT.
Chemistry Attitude Scale (CAS)
Dalam
CAS ini terdapat 25 pertanyaan sikap (11 positif dan 14 negatif)
pertanyaan ini di desain untuk mengukur sikap siswa terhadap kimia.
Karena salah satu tujuan dari NTM adalah untuk mengukur sikap kekimiaan
siswa. Contoh pertanyaan sikap yaitu : aku suka kimia, aku ingin kursus
belajar kimia, dan kimia itu menyenangkan dan dapat di aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam CAS ada lima skala yaitu (sangat setuju,
setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju )Data yang di dapat
untuk 11 pertanyaan positif yaitu
5 sangat setuju dan 1 sangat tidak setuju , dan untuk 14 pertanyaan
negative di dapat yaitu 1 sangat setuju dan 5 sangat tidak setuju.
Desain
Desain pada penelitian menggunakan quasi eksperiment
Kelompok
|
Pre-test
|
Perlakuan
|
Post test
|
Eksperimen
|
T1,T2
|
X1
|
T1,T2
|
kontrol
|
T1,T2
|
X2
|
T1,T2
|
X1 : menggunakan NTM, X2 : Tradisional, T1 :CAT, T2 : CAS
4. Hasil Penelitian
CAT dan CAS dujikan
pada kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok control pada
pre test tidak menunjukan perbedaan yang signifikan. Ini menunjukan
bahwa kedua kelompok equivalent. Pada pertanyaan yang pertama Akankah
bahan pembelajaran baru (NTM) atau tradisional
kah yang lebih efektif dalam pencapaian belajar dan sikap siswa? Dapat
dilihat pada data disana ada perbedaan yang berpengaruh terhadap ilmu
kimia kelompok eksperimen (M= 73.9, SD= 12.7) dan kelompok kontrol (M=
60.0, SD= 15.9) t= 4.496, p< 0,001 ini menunjukan bahwa kelompok
eksperimen mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok control. Pada saat uji T juga terlihat sangat signifikan pada
kelompok eksperimen (t = 2.528, p = 0.013) ini karena kelompok
eksperimen lebih banyak menggunakan waktunya di labolatorium
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Persentasi
miskonsepsi pada kedua kelompok dilakukan dengan pre-test dan
post-test. Salah faham yang sangat umum adalah mengenai Semua garam
adalah netral pada kelompok eksperimen 84% dan pada kelompok control 95%
setelah kelompok eksperimen diberikan model NTM dan kelompok control
diberikan pengajaran yang biasa(tradisional) didapatkan hasil yang
signifikan antara kedua kelompok persentasenya kelompok eksperimen 18%
dan kelompok control 41% .
5. Kesimpulan
Hasil
dari NTM berlandaskan perubahan konseptual siswa lebih baik dalam
memperbaiki maslah miskonsepsi siswa dibandingkan dengan pengajaran yang
konvensional. Tidak hanya pemahaman siswa saja yang harus baik tapi
ketertarikan siswa terhadap kimia. Sehingga guru tidak hanya mengajarkan
asam basa saja tetapi juga mengorganisir aktifitas siswa ke dalam
kehidupan sehari-hari, karena sebagian besar siswa mempunyai gambaran
secara umum pada pengalaman kehidupan mereka sehari-hari. Pada NTM
penekanan pada praktikum di labolatorium karena sangat berpengaruh
terhadap pemahaman dan sikap siswa kearah kimia.
6. Komentar saya
Menurut saya NTM ini bagus di terapkan pada pembelajaran untuk dapat merubah konseptual siswa mengenai materi asam basa karena terkadang siswa hanya tahu asam saja itupun di hubungkan dengan konsep yang sudah ada pada dirinya dalam kehidupan sehari-hari.